ItulahPolitik – Survei Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Malang, H. Anton – Dimyati Ayatulloh (Abadi) anjlok jelang hari pencoblosan 27 November.
Hasil survei LSI Deny JA dan LSI Strategi, menyebut elektabilitas Paslon Abadi berada di bawah Paslon Wahyu Hidayat – Ali Mutohirin (Wali).
Menurunnya elektabilitas Paslon Abadi diduga karena dua partai pengusung mereka yakni PAN dan Demokrat diduga tidak kompak menyalurkan suara ke Paslon Nomor urut 3 itu.
Pertama, PAN sejak awal mengusung Paslon Abadi mendapat pertentangan dari seluruh kader baik dari kalangan pimpinan cabang dan ranting. Sebanyak 5 pimpinan cabang dam 57 ranting, menegaskan mendukung Paslon Wali di Pilkada Kota Malang.
“Kami dari 5 DPC dan 57 PAC, PAN Kota Malang memutuskan memberi suara pada Paslon Wali,” kata Salah satu deklarator Strukrur DPC PAN Kota Malang yang mendukung Paslon Wali, Sukiman.
Tentu saja, DPD PAN Kota Malang yang mendukung Paslon Abadi hanya tinggal di struktur atas atau elite saja, sedangkan anak ranting dan cabang yang notabene adalah suara riil dari partai sudah memutuskan mendukung Wali.
Sementara itu, di Partai Demokrat, perpecahan suara diduga terjadi. Banyak kader dan simpatisan yang mengarahkan dukungan ke Paslon Wali, dikarenakan paslon nomor urut 1 itu sinergis dengan dukungan di Pemilihan Gubernur Jatim yang mengusung Khofifah Indar Parawansa dan juga kader terbaik Demokrat, Emil Dardak.
“Kalau Paslon Abadi ini kan di Pilgub selaras dengan Paslon Luluk – Lukman, sedangkan Paslon Wali ini linier Paslon Khofifah dan Emil Dardak, jadi mendukung Wali lebih realistis,” kata salah seorang kader partai yang enggan disebut namanya.