ItulahPolitik – Tensi politik jelang Pilkada Kota Malang 27 November mendatang makin memanas. Dugaan, politisasi ulama untuk kepentingan politik, dilakukan oleh Tim Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota.
Dugaan itu, bermula saat beberapa ulama mengunjungi Polres Malang Kota, pada Sabtu (23/11). Salah satu ulama terkemuka, yakni Buya KH Nursalim, bahkan sempat membacakan himbauan terkait dengan pilkada di Mapolres Malang Kota. Video Buya Nursalim itu pun bertebaran di media sosial.
Dalam keterangan yang dibaca, Buya Nursalim, nampaknya menolak adanya intervensi politik dan premanisme politik jelang pada pelaksanaan kampanye Pilkada Kota Malang belakangan, termasuk dugaan politik uang, dan meminta polisi untuk netral.
Isu yang diangkat Buya Nursalim tersebut, senada dengan apa yang kerap disampaikan Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Malang, H. Anton – Dimyati Ayatulloh (Abadi), dalam berbagai kesempatan kampanye.

Perusakan Alat Peraga Kampanye (APK), politik uang, dan intervensi kekuasaan, seringkali disampaikan oleh Paslon Abadi, meski belum ada bukti nyata.
“Premanisme Politik, ditandai dengan perusakan alat peraga kampanye dengan pengerahan birokrasi, dugaan netralitas Polri yang meresahkan masyarakat,” kata Buya KH Nursalim dalam video yang beredar.
Ketika ditelusuri oleh ItulahPolitik, rupanya Buya KH. Nursalim sangat dekat dengan Paslon Abadi. Bahkan, pada acara pembukaan posko pemenangan Paslon Abadi, ia tak segan-segan berpose dengan tangan metal, yang menunjukkan dan identik dengan angka 3, yang mana nomor urut Paslon Abadi.
Narasi tentang netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam Pilkada Kota Malang dan juga netralitas aparat penegak hukum kerap dipertanyakan oleh Paslon Abadi, utamanya sejak elektabilitas mereka anjlok.
Bahkan, pasca Survei LSI Deny JA yang dengan hasil Paslon Abadi tertinggal dengan Paslon Wali, suara-suara soal netralitas ASN kembali dikemukakan oleu Paslon Abadi. Hal itu dirasa masyarakat cukup aneh, sebab Paslon Abadi smenjadikan Wasto, mantan Sekda Kota Malang yang diduga masih aktif memiliki jaringan di kalangan ASN, sebagai ketua tim pemenangan.